Mungkin ini salah satu cara menekan ‘ nafsu jajan’ anak : sediakan jajanan yang enak di rumah. Saya jadi berfikir ini, ketika secara tak sengaja, mendengarkan curhat salah seorang Ibu yang resah karena hampir tiap hari, anaknya minta dibelikan roti bakar. Bukan roti bakar pinggir jalan itu, melainkan roti bakar di salah satu cafe.
Jadi ceritanya begini, waktu liburan mereka berkeliling kota dan mampir sebuah cafe, disana mereka memesan roti bakar. Biasanya, harga roti bakar di cafe itu memang lumayan. Setidaknya diatas 10k lah. Padahal rasa dan isinya juga sama saja. Ada yang tambah coklat, keju, kacang, dll. Anak itu ketagihan dan selalu minta dibelikan. Anda bisa bayangkan kalau pergi ke cafe hanya beli roti bakar itu? dibungkus pula.
Dari segi rasa tak jauh beda dengan roti bakar di pinggir jalan, namun tampilannya memang beda. Kalau roti bakar di cafe itu bentuknya persegi empat, kalau yang dipinggir jalan persegi panjang. Ternyata beda tampilan saja menjadi masalah bagi sang anak.
Memang orang akan dengan mudah berfikir begini. Hanya 10k saja, kan nggak mahal, dibelikan saja. Bagi saya, selain masalah budget, ini juga masalah kebiasaan. Dan tentu masalah waktu. 1ok untuk ukuran dua sisir roti itu menurut saya terlalu mahal. Padahal, kalau hanya roti seperti itu, kita bisa buat sendiri, bukan?
Saya kemudian mampir ke toko dan melihat harga roti tawar yang biasanya digunakan untuk roti bakar itu, hanya 7k. Itu bisa buat 10 roti bakar. Ditambah harga mentega dan meses/coklat/keju yang juga tak terlalu mahal. Total tak sampai 25k.
Kalau beli di cafe, 25k hanya untuk dua kali beli. Kalau bikin sendiri, bisa buat 10 roti bakar. Hematnya bisa sampai 700%. Tidak perlu pergi ke cafe yang itu berarti juga butuh waktu dan transport. Bikinnya pun juga sangat mudah, tinggal memasak di teflon. Memang harga teflon lumayan, tapi teflon bisa buat banyak hal, selain bikin roti, bisa masak telur, nasi goreng, dll.
Gara-gara itu juga saya jadi iseng-iseng bikin roti bakar. Hehe, lumayan juga ternyata.
Jadi, selain urusan budget yang bisa diminimalisir, ini juga soal kebiasaan. Kebiasaan instan dan tidak mau berkreasi sendiri. Padahal ada alternatif solusi atas hal itu. Saya tidak tahu apakah Ibu itu menerapkan hal ini. Tapi saya sudah jarang melihatnya pergi ke cafe itu lagi, biasanya setiap sore anaknya selalu merengek.
10 November 2015
A Fahrizal Aziz
No comments:
Post a Comment