Piknik Sastra di Festival Puisi Bangkalan (1) - FLP Blitar

Piknik Sastra di Festival Puisi Bangkalan (1)

Share This

Oleh : Alfa Anisa

Jauh-jauh hari telah direncanakan akan mengikuti piknik sastra ke Bangkalan di Pulau Madura, hari dan tanggal kepastian pun akhirnya menghampiri. Jumat,  14 April mengucap selamat datang. Saya beserta Mbak Farida berangkat naik kereta pukul 10.20, setelah sebelumnya pesan jauh-jauh hari.

Dan begitulah suasana di kereta siang itu, penuh sesak dan bising, hari berlibur orang-orang pun berbondong-bondong menikmati laju kereta. Bahkan kepala saya sempat tidak terselamatkan gegara disenggol tas beberapa kali saat saya mencoba untuk tidur. Mungkin mereka tak tahu kalau saya itu anak kecil yang masih butuh kasih sayang. 😂

Kira-kira pukul 14.00 saat tubuh kereta hampir mendekati rumah terakhir, saya terkena dilema. Sempat dibuat bingung oleh dua pilihan yang sulit, antara memilih petunjuk bapak yang biasa travelling atau ikut mbak yang pulang ke kampung halaman di Sampang, Madura. Apalagi, Mbak Farida ditanya pun hanya mengikuti yang mengajak. Akhirnya pilihan jatuh pada mbak-mbak, kalau milih bapaknya takutnya sudah berisitri kan bahaya. #eh.

***

Sebenarnya kami beruntung masih dipertemukan orang baik, memberi petunjuk agar kami sampai di lokasi acara dengan selamat.

Si Bapaknya menyarankan untuk turun Stasiun Waru, nyeberang jembatan layang lalu duduk menunggu bus kota untuk turun ke Perak. Setelah itu naik kapal feri dan langsung naik angkot lagi buat ke lokasi. Nah, si mbaknya menawari buat barengan aja, toh nanti tujuannya sama hanya saja kami harus turun duluan. Jadi, sampai stasiun Surabaya Kota naik angkot D atau apa gitu lupa, terus diantar sampai pemberhentian bus menuju Madura. Akhirnya hati pun bersepakat memilih bareng si embak, walaupun sebenarnya pengen naik kapal feri.

Yang paling teringat ketika sudah turun di stasiun Surabaya Kota, trus naik angkot dan nyegat bus Akas adalah saat orang-orang Madura yang bantu nyegat bus, tapi kayak orang marah-marah, nyentak-nyentak gitulah. Hehe, aslinya sih kami tahu itu memang logat mereka, tapi kami cuma ngelus dada. 😆

***

Setelah naik bus Akas turun di Tangkel, kira-kira satu jam kurang, sampailah di tempat pemberhentian. Namun sayangnya panitia sibuk menyiapkan acara, jadinya kami terpaksa jalan kaki mungkin sejauh 5 km sambil mencari masjid. Kami pun disuruh naik angkot plat hitam, setelah sebelumnya tak bisa membedakan mana mobil pribadi mana mobil angkot.

Jadi, untuk referensi saja saya akan mencantumkan tarifnya mungkin saja suatu hari nanti ada yang perlu dan bisa mengalokasikan dana barangkali mau pergi ke Bangkalan. Naik kereta api Blitar - Surabaya Kota 15 ribu, naik angkot turun Pegirian entah lupa namanya itu 5 ribu, naik bus Akas turun  Tangkel itu 15 ribu, trus naik angkot plat hitam itu 5 ribu. Nah begitulah reportase saya hari kemarin, semoga bermanfaat.

***

Cerita akan berlangsung nanti ya. Hari ini ada jadwal Safari Sastra, setelah semalam diajak Mancing Sastra bersama Imam Budhi Santosa dan Tia Setiadi.[]

Salam unyu.
😁😁


No comments:

Pages