Sabda Perubahan
Seorang kawan bernama nona
Berhias tebal merona merah
Berlembut tipis pewarna alis
Semerbak aroma terapi lelaki
Bentukan Tuhan tanpa api
Menggelombang untaian tabir hitam
Terangkat kembang terunjuk angin
Di utara arah tujuannya
Menguak satu mimpi menatap pasi
Sekelibat inderanya saksikan kubah
Ajakan kalbu mengarah padanya
Nona kecil lengkap dengan poni
Terseok merangkak menujunya
Kekeri terperi atas sesal lama ini
Kubah perubahan menuntun kembali
Kawan nona kecil itu tersipu
Berkawin maksiat sewindu ini
Parau dalam kubah kenalkan arah
Perbait ditelannya mentah
Dilumat tanpa sisa dan dihujamkan
Tajam menodai diri
Memanggil jiwa yang telah pergi
Sabda-sabda terus terlontar
Setiap selasa karib selaksa harap
Mengutuki raga tanpa henti
Melecuti kawan berkemul terakhir ini
Sekian lama
Sabda-sabda dari kubah perubahan
Menuntun jiwa dan kalbu hingga bersatu
Blitar, 2203_5.40
Balada Episode Kamu? Aku.
Kalau boleh aku tahu di mana kamu?
Dan jawablah sekedarnya
Meski hanya senyum terkulum
Dan sebuah canda terhening
Kalau boleh aku tahu di mana kamu?
Yang berjejar segar di alam sadarku
Meretas lugas tanpa alasan berkelas
Bercemas menata hati menemuimu
Kalau boleh tahu di mana kamu?
Berpenghuni tegar tanpa kelakar
Memberi kode di setiap makna peristiwa
Menunjukan intruksi pasif penuh aksi
Dzikir fajar tak perlu menghajar
Cukup kekal menjawab setiap akal
Kalau boleh tahu di mana kamu?
Agar segala sinestesia terangkai satu
Merombak gelap menuju sigap terang
Kamu, yang di setiap sewaktu menjemput
Berikan simbol dan petunjuk
Supaya aku. . .
Kesah tak bertuan berpetuah
Menjamu kamu di akhir penantian
Menjejali setiap ikhtiar termanis
Agar tahu bahwa aku telah bersiap
Menata hati atas retorika tentang Kamu
Menjumpamu dalam raga teringan
Dan tampilan berisi laga kenangan
Kalau boleh kamu tahu aku di mana?
Menyergap aba-aba dari kamu
Blitar, 4.00 Fajar Nyata
Pertemuan Singkat Kemarin
Pertemuan singkat kemarin
Berpandang sua bermata pedang
Bergurau dalam batin
Memicikkan senyum pudar termiskin
Pertemuan singkat kemarin
Tawari ragam suka berkala
Pinjami segenap lara sejuta
Hinggapi hingga sukma bercinta
Adu pekik kelopak tanpa kedip
Pertemuan singkat kemarin
Ungkap sempat terkubur mati
Mengusap harga raga tersingkap
Insan adam dan hawa bertolak
Mendebat dalam kalbu tersendiri
Membibit rasa dan asa bersama
Berharap grogoti kedua biografi
Pertemuan singkat kemarin
Jawaban menarik Sang Kuasa
Kedapan antik dan cantik dari kemarin
Berhias problema dari ujian unik terapik
Desahan syair pengampuan sekubik
Mencabik duka masa kemarin
Terima kasih.
Lisan singkat kemarin
Membuana kekalkan asam bara keratin
Sekejap singkat pertemuan kemarin
Blitar, 21.46 (2017)
Pagi Menjelma
Teriakan sang alam menyala
Maknai bara semangat pagi
Kuasai lecutan-lecutan abadi
Masih dengan asa yang sama
Malam surut tinggalkan larut
Padamu, Selamat kembali dunia
Katamu asa dirajut pagi terbaik
Sisakan juang lelah kemarin
Pagi semakin benderang
Menabuhkan kobaran peperangan
Padamu setiap insan melanglang
Dahsyatnya kicau pipit
Menjelma padamu kekuatan alamNya
Ajakan amar menolak mungkar
Padamu sinar ini dibawa ke mana
Padamu kokokan jago menjadi saksi
Padamu senja bening terbawa pagimu
Pagi merasuk padamu
Menjelma bongkahan bara berpadu
Blitar Selasa Pagi, 14 Maret 2017
Pesta Kucing Hari Ini
Berkat kemenang terbungkus remang
Berhias hijau menyimpul pati
Persiapannya sangat hati-hati
Untuk bekal di seberang kota sebelah
Berjibaku lepas penat sedetik
Menetaskan lelah barang terpetik
Satu dua liter lautan ikan batik
Beraneka rupa berlaut berkat
Sedari subuh berlabuh doa terpaut
Bersiap sedari masa ke delapan
Berjajar lengkap buatan bekal
Ke sebelah tapi tak seapik kudapan
Sesekali tangis kalbu terlukis
Angan dua hari pupus tragis
Pautan doa bercabut perlahan
Pelan merontok seronok tertelan
Pupil kegelisahan berlari kanan
Kadang pupil kanan berputar kiri
Baru sedekil peluh lelah
Seekor harimau kerdil berpetuah
Pasang kode dan seruan
Pada komplotan tim solid baruan
Sesekali memantik sekela insan
Karna lelah ataukah sudah
Ingatan berkelibat sedekat raga
Berebah sejenak
Komplotan harimau kerdil bagi siasat
Supaya pesta hari ini tanpa sesat
Belakangan terketahui empunya berkat
Sekeduk lauk beraduk kasih diangkat
Degup kencang jantung tergantung
Sepersekian sekon terbelalak
Berkat beremang hijau hilang tanpa tulang
Di seberang cukong-cukong rasa kucing
Berpeluang renggut hak orang
Berkali-kali ucapan bersalah
Tiada ulah bak petuah
Belum rizki empunya k'rna
Hari ini pesta di seberang bergenderang
Puaskan gamangan tujuh lambung selang
puasa kemarin bekas lumbung isi sedang
_tragedi lauk dicuri kucing_
Dapur Teduh Blitar
09.58| 9417
Puisi-Puisi Rizkha Nurul Latifah
Share This
Tags
# Puisi
# Rizkha Nurul Latifah
Share This
About Adinda RD Kinasih
Rizkha Nurul Latifah
Labels:
Puisi,
Rizkha Nurul Latifah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment