Kepada Ramadhan 1438
Tak ingin kutulis banyak
Waktuku mendesak
Setiap hari berlalu begitu cepat
Sebab segala tentangmu begitu menyibukkan
Aku tak karuan
Kamis ini resah yang sama kembali hadir
Aku tahu kita sama-sama berjuang untuk sebuah temu
Namun aku tak memiliki keyakinan penuh
Sebab takdir tak bisa kukendalikan
Aku haya bisa melihatmu dari kejauhan
Seperti layang-layang yang berputar-putar di lapangan
Memikirkanmu melahirkan kekhawatiran yang meluluhlantahkan
diriku sendiri
Meski kutahu kau masihlah payung teduh tempatku berdiam diri
Sore ini kepalaku penuh dengan kamu
Ramadhanku, izinkan aku bercengkrama dengan doa yang kucipta
sendiri
Merapal namamu yang satu diantara sibukku yang entah kapan
akan berakhir
Kepada yang tak pernah kelelahan menampung resah
mahasiswanya
Hari ini mungkin saja aku bertemu luka orang lain
Atau aku lah yang disapa kekecewaan
Siapa tahu, esok bahagia menghampiri kita bersamaan
Dan lusa rasa syukur yang sungguh-sungguh memang benar
adanya
Mungkin ada yang hari ini diselimuti kebahagiaan
Siapa yang tahu, esok ia lah yang terlupakan
Untuk segala yang terlewati sejak awal mula, izinkan aku
berterimakasih kepadamu atas ketabahan yang tak pernah mengeluh seperti sang
ibu yang mendengar isak tangis anaknya
Meski bersamamu perjalanan kurasa lebih panjang, memutar,
bahkan berkabut
Aku baik-baik saja
Aku dan jutaan kaki yang bahkan belum bertegur sapa hingga
punggung kami semakin menjauh akan baik-baik saja
Karena bukankah hidup adalah perkara merelakan 1 anak tangga
demi anak tangga lainnya demi menjulang tinggi
Hingga punah segala letih
Dan terbayar dengan menengadah ke langit tanpa lupa dari
mana asal mula
Kita berdua paham benar, memikul ransel berisi harapan
memang menyakitkan
Ditimang-timang ketidakpastian
Entah kapan mampu diwujudkan
Tapi berjuang memang harga mati yang harus dipertahankan
Untuk segala doa baik semoga tepat dikabulkan setelah aamiin
dilantangkan
Karena berhasil tak butuh waktu yang cepat
Selamat jatuh cinta lambat-lambat
Sebab mereka yang mencintai dengan tergesa-gesa tidak akan
selamat
Dedicated to my best university ever, so sorry to call your
name is as diffucult as i love you
Kepada lelaki ku di masa depan
Betapa kita percaya, ada yang jauh lebih berharga untuk
dijaga selain sejengkal depa yang ada
Karenanya jangan sekali-kali membenci jarak dan jeda
Jika mereka lah tim sukses untuk tiap percik yang ada
kamunya
Diantara mereka lah rindu ada
Lelaki ku, ketika tanganku belum mampu kau genggam
Jangan kau menggenggam apa yang berasap dan mematikan
Kau tahu, aku menikmati setiap pagi untuk investasi masa
depan kita nanti
Kau pun harus berjuang
Bosankah kau kuperingatkan untuk menjaga dirimu baik-baik?
Sadarkah kau sayang, langkah kecil yang kita ambil sekarang
akan berpengaruh di masa yang akan datang?
Kita sama-sama paham, untuk tak mempercayai krim pembasmi
kerut
Sebab perjalanan lah yang memiliki andil untuk kita agar
tetap muda
Saat di tengah jalan, jangan biarkan apa yang telah
dimakamkan pada sebuah desa bernama kenangan mencuat hadir pada rumah sebuah
kita
Jangan pernah beri mereka celah
Seperti halnya aku yang telah menimbun mereka pada parkiran
temaram tanpa nama
Lelaki ku, jangan kau tertawa saat kulihat hujan ada di
sudut ruang dada
Biarkan mereka hadir untuk melengkapi episode kita
Di semesta luas bernama laut
Hanyutkan mereka yang kemarin membuat kalut
Agar lahir bahagia dan hadir tak pernah surut
Hingga saat itu tiba, saat hujan begitu bahagia dirayakan di
kedua mataku
Mulut ku tak pernah kelu untuk mendoakan mu diatas sajadah
biru yang dibeli ibu
Kepada cinta pertama yang enggan ku akhiri
Aku bak maling yang membawa lari rupiah
Lelah mengais-ngais harapan di kota orang
Lalu seenaknya pulang ke pangkuanmu
Entahlah apa yang membuatku gelap mata
Hingga aku lebih membanggakan kota orang daripada kau
Aku ingini kau adalah kota yang sanggup kuteriakkan pada
dunia dengan bangga
Meski tak ada satupun prestasi yang ku lulurkan di kaki
kedua orang tua
Hari kemarin kau menyadarkanku bahwa tak sedikit yang lupa
ku syukuri
Untuk pagi-pagi yang menyegarkan
Untuk hujan yang menyejukkan
Untuk rezeki yang sekedar lewat
Untuk kebaikan yang datang tanpa pernah ku harapkan
Bahkan untuk setiap hembusan nafas dariNya
Aku tahu tak perlu kau pahamkan
Aku adalah bagian yang bertanggung jawab untuk memperbaikimu
Maka dengan ini, aku meminta restu
Untuk egois mengais ilmu di kota orang
Kan ku gali apa yang ada untuk kubawa pulang; untukmu
Tunggulah aku
Kelak sepulangnya aku, kan ku rawat kau dengan segenap
kekuatan dan juga prestasi
Sehingga tak lagi lumpuh untuk banyak mata yang mengagumi
Blitarku sayang, jangan khawatir
Aku mencintaimu lebih dari apapun
Dirgahayu kotaku, terima kasih untuk tetap kuat hingga tiba
di angka satu satu satu
Terima kasih untuk tetap merentangkan lengan saat aku
ditikam rindu
KepadaMu, Allahku
Kali ini ijinkan hamba menyampaikan harap yang tersirat dengan
tersurat
Ya Allah, terima kasih untuk masa yang Kau berkahi atas usia
Yang kerap membawaku lebih dekat dengan surgaMu
Ampuni hamba yang melahirkan makna prematur atas segala
Yang kerap ku sebut musibah nyatanya adalah berkah
Untuk segala syukur ku terimalah dalam setiap ikhlas sujud ku
Ya Allah, hamba tak ingin membuatMu cemburu ketika namanya lebih
sering ku sebut dari namaMu
Kau yang paling berkuasa atas rasa yang ada di semesta
Kau yang paling tahu atas rahasia, dosa, dan doa manusia
Maka ya Allah, jika pria yang kau kirim adalah baik, mencintainya
adalah cara ku mencintaiMu
Jika hadirnya adalah lentera ke surgaMu, aku iringi langkahnya
dengan ketaatan
Jika cinta itu baik, pellihara dan takdirkan kami dalan ridhoMu,
ya Allah
Ikhlaskan hati hamba, jika cinta itu menjauhkan ku dari berkahMu
Ya Allah, untuk segala rasa yang ada, untuk makna yang terlupa,
untuk pertanda yang tak mahir ku artikan, ampuni dan genggamlah hamba lebih erat
dari sebelumnya
*terinspirasi dari doa istikharah
No comments:
Post a Comment