Sekitar 80-an
orang, termasuk kami berempat, berada pada ruangan yang tak terlalu besar.
Meski ada dua AC terpasang, namun hawa panas lambat laun menyergap, apalagi
menjelang pukul 12.00. Diluar udara begitu panas, khas musim kemarau bulan
Juni.
Hari itu
(03/06/17) kami dari FLP Blitar tengah berkunjung ke IAIN Tulung Agung untuk
sharing literasi, khususnya tentang cerpen. Sekitar pukul delapan pagi kami
berangkat dari rumah Irsyad menuju lokasi, melalui jalur tambangan. Ini
merupakan agenda perdana FLP Blitar di bulan Ramadan, yang dinamakan Goes To
School/Campus.
Ini bermula
ketika Rosy Nursita, ketua FLP Blitar, dihubungi pihak panitia seminar kepenulisan
dan film yang mendatangkan Asma Nadia. Asma Nadia sendiri merupakan adik dari
pendiri Forum Lingkar Pena. Karena FLP Tulung Agung belum ada, maka yang
dihubungi pihak panitia adalah FLP Blitar.
Kami pun
sempat datang untuk memeriahkan acara tersebut, dan selanjutnya bertemu dengan
Pak Nurcholish, dosen yang juga panitia acara. Rencananya akan dibentuk FLP
Ranting IAIN Tulung Agung setelah ini, yang beranggotakan Mahasiswa dari
jurusan KPI (Komunikasi Penyiaran Islam).
Kami kira hari
itu para peserta yang hadir dalam sharing literasi adalah calon pengurus
ranting, ternyata bukan. Mereka adalah mahasiswa/i PGMI yang mendapatkan tugas
UAS untuk menulis cerpen. Untuk itu kami datang memberikan semacam pembekalan,
sementara calon pengurus ranting yang jumlahnya sekitar 15 orang, belum bisa
hadir.
Akhirnya
pembentukan ranting pun ditunda, meski sudah ada bakal pengurus, termasuk group
WA khusus FLP Ranting IAIN TA. Tapi tak masalah, mungkin lain waktu bisa
ditindak lanjuti, atau kalau perlu didirikan FLP Cabang Tulung Agung, sehingga
hubungannya langsung ke FLP Jatim.
Sharing
literasi diawali dengan pengenalan FLP secara umum, dilanjutkan pengenalan FLP
Blitar yang dibawakan Rosy Nursita. Selanjutnya saya sedikit menjelaskan
perbedaan non fiksi dan fiksi serta paradigma yang harus dibangun ketika hendak
menulis cerpen.
Materi cerpen
disampaikan Irsyad, dilanjutkan dengan tips trik menembus media oleh Alfa
Anisa. Lalu diselingi sedikit tanya jawab dan praktek menulis. Beberapa karya
peserta dibacakan untuk diapresiasi. Ada yang masih pemula, namun ada yang gaya
penceritaannya sudah mengalir.
Semoga setelah
sharing ini, mereka bisa menyelesaikan tugas UASnya dengan baik. Saya yang juga
pernah kuliah PGMI, sempat bertanya kepada Pak Nurcholish selaku dosen
pengampu, kenapa tugas UASnya menulis cerpen? kata beliau, lebih baik begitu,
karena diberi tugas menulis makalah atau paper sudah terlalu umum, dan—dengan
nada agak lirih—kadang tidak sepenuhnya mahasiswa itu membuat sendiri tugas
akhirnya.
“Kalau menulis
cerpen kan bisa mengajarkan mereka untuk membuat karya tulisnya sendiri secara
utuh, karena akan sulit copy paste atau sekedar mencuplik, pasti ketahuan,”
jelas beliau.
Bagi FLP
Blitar sendiri, sharing literasi ini merupakan bagian dari memperluas koneksi,
sekaligus kampanye memperkenalkan karya sastra, dan mungkin mengajak mereka
untuk menulis karya sastra. Sebagaimana yang pernah kami perbincangkan
sebelumnya, FLP Blitar merupakan salah satu komunitas yang bertujuan
memperkenalkan sastra pada masyarakat.
***
Setelah
menunaikan shalat dhuhur di Masjid Kampus, kami pun mampir sejenak di air
terjun grojogan sewu (Alam Kandung) daerah Tanen, Rejotangan. Jaraknya sekitar
5 km dari pasar Rejotangan. Memang tidak direncanakan sebelumnya, karena searah
dengan jalan pulang, maka kami pun mampir. []
Blitar, 4 Juni
2017
A Fahrizal
Aziz
No comments:
Post a Comment