Kisah Gadis di Stasiun Kereta
Sebelum deru kereta datang
Sebelum senja menggugah petang
Gadis berambut pirang telah siap di peron
Menjinjing tas berisi lumpia sebaskom
Sayu matanya menerawang ke langit biru
Kudengar kisahnya teramat pilu
Ibunya meninggal setahun lalu
Ayahnya menderita kanker paru-paru
Ditinggalkannya bangku sekolah
Demi merawat sang ayah
Stasiun menjadi lapangan kerja
Si gadis, tulang punggung keluarga
Si gadis tak pernah menangis
Hadapi kehidupan sinis
Meski zaman kejam menindih
Tetap semangat hingga gemilang diraih
Blitar, 15 April 2017
Kemenangan yang Dinanti
Gema takbir menandai akhir ramadan, menyambut hadirnya detik-detik kemenangan
Semburat bahagia terpancar dari paras-paras bercahaya
Menapaki altar suci ‘tuk bersujud di hari raya
Lantunan maaf berkali terucap, tegur sapa pun terjalin erat
Manisnya nuansa Idul Fitri terekam lekat
Salah dan khilaf lebur dalam sekejap
Di hari nan fitrah, jangan ada gundah pun amarah terbesit
Larung dendam bersemayam, sucikan dosa yang terselip
Sedih yang menindih perlahan akan raib
Aroma ketupat mewarnai bulan nan fitri
Semangat baru pun singgah menggugah hati
Menebar damai temani perjalanan Islami
Di hari kemenangan yang dinanti
Kita rayakan dengan jalinan silaturahmi
Umur panjang dan rezeki berkah senantiasa menyelimuti
Blitar, 22 Juni 2017
Di Mana Keindahan Kampung Halamanku
Di mana kudengar kicau burung yang dulu merdu
Hinggap di dahan rambutan, lalu terbang ke pohon waru
Di mana kutemui kupu-kupu bersayap indah
Yang hinggap di bunga-bunga merekah
Kampung halamanku dulu permai
Semilir angin membelai jiwaku yang damai
Sepanjang jalan pepohonan perdu tumbuh
Tapi kini kampungku berbau pun kumuh
Tak lagi kurasa sedikit keasrian menghias
Pepohonan perdu itu raib ‘tak berbekas
Kududuk bersandar memelas
Menatap gundukan sampah mengepulkan panas
Aku rindu kampung halamanku yang dulu sejuk
Si jago penyambut fajar berkokok “kukuruyuk”
Sapa dan senyum mewarnai paras penduduk
Keharmonisan hidup nyata terbentuk
Blitar, 30 Juni 2017
Buruh Migran
Kau pikul beban dan harapan keluarga
Mengais asa ke negara tetangga
Kau redam biru rindu yang bergelora
Hingga masa bersua tiba
Getir hidup kau abaikan
Bentak majikan ‘tak memupuskan harapan
Caci dan siksa nyata kau rasakan
Ketidakadilan menikam, kau hanya diam
Kau pahlawan pantang menyerah
Meraup rupiah ‘tak kenal lelah
Meski gundah kadang membuncah
Tapi ‘tak pernah surutkan langkah
Terimakasih buruh migran
Tetaplah berjuang merenda harapan
Kau sumber pendapatan devisa
Harum namamu di dalam keluarga
Blitar, 1 Juli 2017
No comments:
Post a Comment