Selepas subuh kami berangkat ke Sidoarjo untuk pertemuan FLP Cabang se-Jatim. Dengar-dengar suasana sudah heboh di WA, tapi kala itu saya belum menggunakan ponsel pintar. Saya, Saif, Alfa dan Rere berangkat bersama. Tiket sudah dibelikan Mbak Lilik sebelumnya, namun sayang tak bisa ikut.
Siapa tahu dalam pertemuan tersebut akan terjalin koneksi yang lebih luas. Bu Sinta Yudisia, ketua FLP Pusat juga hadir. Pertemuan tersebut bertajuk Silaturahim Wilayah. Tapi saya amati Pak Luthfi Hakim (nama pena : Adam Muhammad) tak ada di tempat. Beliau adalah ketua FLP Jatim.
Saya pernah bertemu sekali, ketika acara Musyawarah Cabang FLP Malang. Kala itu pergantian dari Mbak Fauziyah ke Mahfuz Huda. Saya juga baru mendapatkan amanah sebagai ketua FLP Ranting UIN Maliki.
Ternyata agenda silaturahim tersebut tidak sekedar Silaturahim biasa, ada agenda "terselubung", sampai tiba-tiba saya ditunjuk Bu Sinta sebagai Calon ketua FLP Jatim. Saya tidak menolak, karena dengan itu ada kesempatan mengutarakan sesuatu kepada para hadirin. Sebenarnya untuk kampanye.
Karena mendadak dan tak memiliki sedikitpun hasrat untuk menjadi ketua, jadi saya menyarankan memilih antara Mbak Fauziyah atau Pak Rafif. Keduanya jelas lebih senior.
Waktu saya masih kelas XII Aliyah, Mbak Fauziyah sudah menjadi ketua FLP Ranting UM, sementara Pak Rafif sudah semester akhir di Unej. Kami bertemu pada acara writing camp 2009 di Kota Batu.
Akhirnya, tanpa prosedur yang semestinya, ketua FLP Jatim yang baru pun terpilih. Tidak ada Laporan Pertanggung Jawaban, atau serah terima secara simbolik dari ketua lama ke ketua baru. Tapi karena Bu Sinta Yudisia hadir, menjadi legitimasi forum tersebut.
Dalam pertemuan itu juga sekaligus memperkenalkan ulang FLP Blitar, dengan pengurus barunya dan rencana-rencana programnya. Meski sekilas ada raut muka kurang mengenakkan dari Alfa dan Rere seusai acara, yang kemudian diutarakan beberapa saat kemudian.
Makin bertambah resisten ketika muncul program menulis rapor dari FLP Jatim. Saya maklum saja, sebab FLP Jatim tidak mungkin juga memahami suasana Psikologis semua cabang, apalagi di Blitar. Tapi bukan itu yang menjadi fokus utama kami.
Fokus utama kami adalah, bagaimana gerakan literasi di Blitar bisa hidup. Kalau bisa lewat FLP Blitar, ya kita maksimalkan. Jadi tidak perlu difikirkan hal-hal lain yang sekiranya memberatkan. Pelan-pelan saja, asal istiqomah. Karena ini adalah hobi, maka semestinya dijalani dengan suka cita. []
#9tahunFLPBlitar
#MiladFLPBlitar
#MiladFLPBlitar
19 Agustus 2017
Ahmad Fahrizal Aziz