Dari lima, kemudian menjadi tujuh. Sebenarnya lebih, tapi tujuh orang ini yang ada hingga saat ini, menjadi pengurus. Selepas "deklarasi" kebangkitan, hadir pada acara silatwil di Sidoarjo dan silaturahim sederhana di rumah saya, datang dua nama baru (lagi).
Malam hari saat membuka facebook, muncul sebuah inbox dari Irsyad, menanyakan apakah ada agenda pertemuan lingkar pena? Saya jawab ada, setiap hari Jum'at. Dia kemudian datang lebih awal pada Jum'at berikutnya.
Dalam pertemuan tersebut juga hadir Adinda Kinasih, yang sebelumnya datang ke acara silaturahim selepas lebaran 2015. Hadir juga Nurul dan Isma, yang di hari berikutnya tidak datang lagi, mungkin karena faktor kesibukan jua.
Irsyad dan Adinda adalah adik kelas saya ketika Aliyah, dan sama-sama aktif di Ekstrakurikuler Jurnalistik. Hanya, pertemuan dengan Irsyad terjadi setahun setelah saya lulus, ketika saya mengunjungi diklat Jurnalistik waktu itu.
Irsyad dan Adinda kemudian menjadi pegiat baru yang memperkuat kepengurusan. Di sisi lain posisi saya juga sebagai pengurus FLP Jatim, namun karena tidak aktif sama sekali, kemudian di resufle.
***
Kita sedang mempersiapkan sebuah antologi cerpen. Antologi cerpen adalah rencana besar, sebenarnya biar agenda "bedah cerpen" yang rutin dilaksanakan tersebut memiliki tujuan besar, tidak sekedar dibedah lalu dibiarkan kembali menumpuk menjadi arsip.
Selain Alfa Anisa, saya hampir tidak tahu apa gerangan yang membuat mereka tergabung dengan FLP Blitar. Entah memang untuk belajar menulis, mencari teman, belajar organisasi, atau sekedar mengisi waktu luang. Sebab yang bergabung--silih berganti--tidak semuanya juga menulis.
Tidak apa. Saya toh juga jarang (bahkan hampir dua tahun belakangan) tidak menulis di koran dan majalah, karena energi menulis dihabiskan untuk mengisi rubrik konten dan mengelola beberapa website. Itu harus saya jalankan sebab saya sudah resign sangat awal sebagai "orang kantoran", dan merambah "belantara".
Lagipula keaktifan kembali saya di FLP Blitar juga atas ajakan Mbak Lilik. Kala itu saya masih bolak-balik Malang-Blitar. Sudah terasa bahwa di FLP tidak cukup ada tantangan lagi. Cukup kiranya pengabdian saya sejak awal berdirinya FLP Blitar, sampai hijrah ke Malang dan menjadi Ketua FLP UIN. Tak kurang dari enam tahun lamanya.
Ungkapan ini jujur apa adanya, meski tidak enak dibaca. Tapi karena terlanjur bersetia dengan Mbak Lilik untuk mendukung Saif, maka program kudu dijalankan sampai kira-kira pergantian ketua yang baru.
Meski kepulangan saya dalam rangka hiatus, tetiba ada beberapa orang yang mengajak mendirikan paguyuban, juga aktif di salah satu Ormas Islam. Padahal saya ingin santai, sembari merangkai nasib baru sebagai orang jalanan. Tak disangka pula keaktifan di lingkar pena pun keterusan, masih enggan meninggalkan karena sepertinya ada banyak hal yang belum dituntaskan di tanah Balitar ini.
Apalagi semenjak dibuatnya halaman facebook "Komunitas Penulis Kota Blitar", ada beberapa orang yang kemudian mengirimkan pesan dan berniat untuk bergabung. Karena kala itu saya masih admin tunggal, maka saya balas satu per satu. Salah satunya yang kemudian bergabung dan menjadi bendahara FLP Blitar adalah Mbak Imro'atus Saadah. []
#9tahunFLPBlitar
#MiladFLPBlitar
#MiladFLPBlitar
Blitar, 22 Agustus 2017
Ahmad Fahrizal Aziz