Iya aku perempuan. Tapi kenapa harus
berhati-hati? Bukannya hidup itu harus hati-hati ya! Dan bukannya cuma
perempuan saja, laki-laki juga. Hidup cuma sekali, jaga dan rawat tubuhmu
sebagaimana merawat kesayangan agar tak terluka. Begitulah kira-kira yang saya
dapatkan saat menyambangi teman kuliah, hampir setengah tahun tak bertemu.
Siang ini tanpa sebab dan akibat, saya
janji bertemu dan berkumpul di rumah teman. Sebut saja namanya Mawar, loh
seperti tersangka hihihi. Kami bertiga--dua perempuan satu lelaki--berkumpul,
seperti biasa menanyakan kabar teman-teman satu angkatan setelah satu tahun ini
lulus kuliah. Tak banyak berubah, hanya saja ada yang berbeda dari penampilan
fisik teman perempuan.
"Loh kamu nggak tahu selama ini aku
sakit?" tanyanya, seperti tahu apa yang ada dalam pikiran. Saya cuma
menggeleng pelan. Menyimak ceritanya.
"Aku kena Lupus. Mungkin sudah hampir
lima bulan ini semenjak pindah ke Batam."
"Ha?"
Saya jadi teringat dengan kakak perempuan
yang meninggal gara-gara salah satu penyebab sakitnya adalah Lupus si muka dua.
Ehm, maksudnya banyak wajah.
Dia bercerita sebelum berangkat kerja di
Batam sempat sakit dan saat diperiksakan ke dokter tak ada penyakit yang
serius. Sampai di Batam dan bekerja di sana, beberapa minggu kemudian baru
terlihat penyakit itu. Kedua kakinya bengkak, mungkin mirip penyakit kaki
gajah. Bahkan kulitnya sampai tipis. Telapak kaki juga bengkak, sulit jika
dibuat berjalan.
Tapi yang saya salut, selama hampir lima
bulan di sana, dia tetap bekerja. Dia tetap bersemangat menyelesaikan masa
training di tengah rasa sakit yang dicoba tak dirasakan. Senin sampai sabtu
full masuk kerja hingga jam lima sore, bahkan terkadang selalu memilih lembur
untuk menyelesaikan pekerjaan. Dan minggu adalah waktu istirahat total.
Hari-hari yang harus di buat istirahat,
bedrest, tak boleh capek dan stress, selalu coba diusirnya. Meski terkadang
sempat pingsan dan hanya dikompres oleh kakaknya, agar besok bisa bekerja
kembali.
"Dokternya nggak bilang apa sebabnya,
yang jelas penyakit ini bisa menyerang perempuan berusia produktif. Perempuan
yang aslinya nggak kenapa-kenapa bisa kena juga."Katanya menceritakan
selama berjuang melawan penyakit.
Cuti dua minggu digunakannya untuk berobat
di Malang dan menengok sebentar kota kecil ini, Blitar. Sebab di Batam tak ada
dokter spesialis yang menangani tentang Lupus, entah saya lupa nama beken
spesialisnya apa. Dan semenjak mengonsumsi obat dengan dosis tinggi karena tak
ada reaksi jika dosis rendah, efek sampingnya adalah pipinya semakin chubby dan
jerawat tumbuh tiba-tiba. Tapi semua telah berlalu, kakinya sudah terlihat
normal meski masih ada bekas kulit yang ketarik, dan hanya tinggal menunggu
wajahnya kembali seperti semula.
Duh Gusti, semoga Engkau jaga kesehatan
kami para perempuan. Semoga kamu lekas sembuh. Saya salut atas semangat dan
tekadmu buat sembuh dengan bekerja keras di tengah rasa sakit. Dan pada
akhirnya saya pulang dengan membawa beberapa coklat dari Batam adalah hal-hal
yang ditunggu. Hihihi...
No comments:
Post a Comment