Rutinan FLP Blitar kali ini
bertempat di Kedai Kopi Loka, Jalan Lawu Kota Blitar. Saya datang paling awal,
dengan menahan perih di jempol kaki kanan akibat tersenggol knalpot motor ojek online.
Fahri tiba berikutnya. Secangkir
matchalatte hangat menjadi kawannya
siang ini. Sedangkan saya memesan segelas es kopi susu gula aren. Konon,
minuman ini adalah salah satu menu andalan di sini.
Seperempat jam kemudian,
Ulil terlihat memarkir motornya di halaman. Disusul Luluk, Muthmainah, Pak
Budiyono, Candra, dan Irsyad. Sejenak mereka sibuk mendaftar pesanan. Jus
alpukat, es Americano, juga pisang
dan siomay goreng pun terhidang di hadapan.
Segeralah Muthmainah membuka
forum. Disambung Ulil yang sedikit berkisah tentang pengalamannya saat
mengikuti program summer school ke
Turki. Di sana, ia ditempatkan di Kota Ishmir, bersama peserta lainnya yang
berasal dari berbagai negara. Menurutnya, Bahasa Turki cukup sulit dipelajari.
Saya memintanya sedikit mempraktikkan dialog dengan Bahasa Turki.
Usai kisah Ulil, giliran
Fahri berbicara. Agenda hari ini adalah bedah esai. Namun sebelumnya, kami
sempat membahas hierarki anggota FLP Blitar dan beberapa kandidat ketua yang
akan dipilih pada Musyawarah Cabang beberapa bulan lagi.
Setelah itu, dimulailah
bedah esai. Esai yang dibahas kali ini merupakan karya Luluk. Ia menuliskan
cerita kunjungannya ke Candi Sawentar, lengkap dengan sejarah candi tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dari tulisannya. Diantaranya, penggunaan
di sebagai kata depan dan awalan,
juga pemadatan kalimat.
Seperti biasa, rutinan
terasa kurang lengkap jika tak disertai dengan mengobrol santai, bercanda, dan
foto bersama. Pukul empat sore, Muthmainah menutup forum. Satu persatu pun
pamit pulang.
Sampai jumpa dalam cerita
rutinan selanjutnya pekan depan. Salam Berbakti, Berkarya, Berarti![]
10
Pebruari 2019
Adinda
RD Kinasih
No comments:
Post a Comment