Malam Minggu kali ini saya agaknya sedang merasa agak sumpek dengan beberapa kewajiban-kewajiban yang harus saya kerjakan. Maka dari itu saya berusaha mencari sebuah pembaruan untuk merefresh otak biar ndak terlalu mobal.
Hingga adik
kelas saya yang diberi tugas untuk mengunjungi sebuah pameran seni megajak saya
untuk mendampinginya melihat-lihat. Dan pada hari itu diadakan pameran seni
Jangan Lodeh Art Exhibition yang diselenggarakan sebagai launching galeri
alternatif seni rupa, Omah Cubung Art Movement (Omah CAM) yang bakal terbuka
pintunya mulai tanggal 15 sampai 22 Maret 2019.
Pameran ini
merupakan sebuah langkah awal Omah CAM dalam membentuk iklim seni rupa di
Blitar. Galeri alternatif seni rupa yang terletak di Jalan Kenari Selatan, RT
01, RW 05, Cangkring, Plosoarang, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar ini
nantinya akan menjadi wadah berkarya bagi perupa, khususnya seniman muda
Blitar.
Omah CAM sendiri
merupakan sebuah gerakan yang digagas oleh Wayan Iswoyo, Farid Dwi Bagus
“Sugiharto”, dan Sinwan dengan berbekal pengalaman masing-masing kemudian
bertemu pada satu titik keresahan. Sehingga terbentukalah Omah Cam sebagai
wadah bertukar pikiran dan ruang untuk menyalurkan sekaligus mengembangkan
keahlian masing-masing. Trio seniman muda Blitar ini ingin mengenalkan seni
rupa kepada masyarakat serta membuat wadah alernatif untuk menampung ide-ide
dan gagasan mengenai kesenian, khususnya seni rupa di Blitar.
Farid Sugiharto,
salah satu penggerak Omah CAM mengatakan bahwa Jangan Lodeh Art Exhibiton
mengambil filosofi dari Seratan Ki Amang, seorang seniman dan dan sastrawan
Jawa mengenai jangan lodeh.
Jangan Lodeh
memiliki filosofi setiap sayuran dan bahan makanan lain ketika di masak
sendiri-sendiri akan terasa enak. Namun ketika semua bahan seperti terong,
kacang, nangka muda, tahu, dan tempe dimasak menjadi satu akan menhasilkan
sebuah masakan yang lebih nikmat dan spesial. Dalam artian jangan lodeh
memiliki artian spirit kebersamaan.
Jangan Lodeh Art
Exhibion dibuka oleh Mazherudin Susanto (Mbah Din), Biro Seni Rupa Dewan
Kesenian Kabupaten Blitar dan disertai dengan pemotongan tumpeng.
Pameran ini
menampilakan berbagai karya seni rupa, baik 2D maupun 3D seperti lukisan,
instalasi seni, dan zine dari perupa lintas daerah dan lintas generasi.
Jangan Lodeh Art
Exhibition diikuti oleh 35 perupa dari berbagai daerah di Indonesia, yaiyu
Blitar, Malang, Pasuruan, Gresik, Solo, Jogja, Jakarta, Batu, Banyuwangi,
Pamekasan, dan Lampung.
Tidak hanya
diikuti oleh perupa tanah air. Dalam pameran ini turut ikut pula seorang perupa
dari Hungaria, Vivien Sarkany.
Omah CAM dalam
mengembangkan gagasannya mencari sudut pandang berbeda dalam seni rupa. “Seni
itu terus berkembang. Kalu seni rupa, dia terus menggali hal baru dan mencari sesuatu yang menarik, menciptakan
sesuatu yang tidak membuat jenuh dengan itu-itu saja,” ujar Farid Sugiharto
yang juga merupakan lulusan ISI Solo.
Dalam menyelenggarakan
pameran ini Omah CAM tidak hanya nyel menampilkan
karya seni rupa. Namun masih banyak kegiatan lain yang mereka selenggarakan. Di
antaranya Live Jaming Streeat Art, music akustik, malam literasi, sarasehan
seni, workshop seni grafis, zine marker, serta puisi dan monolog.
Diharapkan dengan diadakannya
pameran ini, akan lahir iklim seni yang baik dan kondusif di Blitar. Serta akan
tumbuh seniman-seniman muda Blitar yang potensial untuk menjadi seorang maestro
yang me-nasional atau mungkin merambah dunia internasional.[]
loading...
No comments:
Post a Comment