| Oleh Ahmad Fahrizal Aziz
Pengalaman adalah guru terbaik. Kenapa demikian? Sebab pengalaman-lah yang paling berpengaruh dalam merubah cara pandang, sikap, dan perilaku kita. Semakin banyak pengalaman, semakin luas pandangan hidup.
Pengalaman juga melahirkan pengetahuan baru bagi kita, mempengaruhi cara berpikir, dan sebagai sarana pendidikan paling efektif. Disamping apa yang kita dengar dan baca.
Meskipun, pengalaman tidak selalu manis. Kadang getir, menyedihkan, menakutkan, traumatik, dan sebagainya. Kadang tidak semua pengalaman menarik untuk kita ingat, bahkan kalau perlu biarlah terkubur bersama waktu, dan jangan muncul lagi.
Namun, semua itulah yang membentuk diri kita saat ini. Bagaimana kita mengolah pahit manisnya pengalaman hidup. Bagaimana pengalaman-pengalaman itu memengaruhi cara kita memandang keadaan.
Hanya saja, kadang tidak semua pengalaman itu direnungi secara mendalam. Banyak yang akhirnya menguap begitu saja. Padahal pengalaman itu bisa menjadi hal menarik, dan penuh hikmah serta pelajaran, andai dituliskan.
Pengalaman yang dituliskan, akan dibaca banyak orang. Bisa jadi menginspirasi, bisa juga menguatkan. Misalnya, pengalaman keluar dari problematika hidup, pengalaman jatuh bangun meraih impian, pengalaman menjalani hidup yang tak diinginkan, serta seabrek pengalaman lain yang pastinya penuh makna.
Menuliskan pengalaman, secara tak langsung juga membuat kita lebih memahami apa yang kita alami. Kadang banyak pengalaman kita lalui, terlewat begitu saja. Baru setelah kita tuliskan, kita menyadari bahwa ada makna besar di baliknya.
Maka, jangan biarkan sesuatu yang berharga itu menguap begitu saja. Tuliskan. Ikatlah pengalaman itu, agar menjadi rangkaian sejarah hidup yang bisa dibaca ulang.
Karena tak ada cara untuk kembali ke masa lalu. Lewat tulisan, kita bisa menengoknya ulang, mengingat bahwa dahulu pernah terjadi peristiwa itu, bahwa kita pernah melalui masa-masa itu. []
No comments:
Post a Comment