| Oleh Ahmad Fahrizal Aziz
Adalah suatu kerugian ketika bergabung di komunitas literasi, namun tak suka membaca. Padahal menciptakan para pembaca adalah indikator suksesnya komunitas literasi, dan juga manfaat paling nyata ketika seseorang bergabung dengan komunitas literasi.
Hanya suka ngumpul, kongkow, dan kadang ikut ngelapak buku. Kampanye membaca. Tetapi dirinya sendiri justru malas baca. Ini sebuah tragedi.
Maka efek dari komunitas literasi, adalah melihat apakah yang aktif di dalamnya suka membaca? Buku apa saja yang sudah dibuka? Gagasan apa saja yang sudah dikunyah? Dan Pengetahuan apa saja yang habis disantap?
Jika sepi dari itu semua, jelas suatu tragedi. Sebab tragedi peradaban adalah ketika buku berhenti dibaca, lantas hanya jadi pajangan di ruang tamu, rumah baca, kamar tidur, dan perpustakaan.
Ketika otak "lapar" karena tak terisi cukup persepsi dan pengetahuan, emosi akan mendominasi, pikiran penuh wasangka, dunia jadi terasa menyempit.
Sebab itu yang terutama dari komunitas literasi, bukan acara apa saja yang sudah dilaksanakan, namun bagaimana orang-orang di dalamnya. Apakah sudah memuliakan buku dan bacaan, apakah sudah menjadikan membaca sebagai gaya hidup?
Pada tahap berikutnya, mereka yang suka membaca akan juga suka mendengar, mengais pengetahuan baru. Sabar menanti orang lain menyampaikan pandangan dan pengetahuannya, begitupun akhirnya ia tak sungkan-sungkan berbagi apa yang sudah dibaca, atau gagasan apa yang sudah ia gubah.
Pikiran yang berpengetahuan akan lebih lapang dan luas dalam menerima hal baru, yang mungkin berbeda, dalam rangka semakin memperkaya.
Berikutnya adalah menulis. Tuliskan, apa yang diketahui, apa yang dipikirkan, dan apa yang telah dialami. Jadilah bagian dari, yang ikut memperkaya sudut pandang keilmuan. Lewat gagasan segar yang sudah kita renungkan, atau lewat pengalaman hidup yang kita racik sebagai pandangan baru.
Manfaatkan waktu sebaik mungkin, selama masih aktif di komunitas literasi. Selama masih cukup kesempatan untuk belajar, memupuk semangat untuk itu. Mumpung sedang berada pada iklim yang mendukung di dalam komunitas tersebut. []
Blitar, 4 Juni 2019
No comments:
Post a Comment