Berceritalah Lewat Esai

Senin, 30 September 2019

Setiap kita tentu punya pengalaman, yang ingin diceritakan kepada orang lain, kepada banyak orang. Namun tak selalu ada waktu berjumpa. Hanya satu dua, yang bisa kita jangkau.

Setiap kita tentu ingin membagikan pendapat, mengeluarkan uneg-uneg, untuk merespon sesuatu, atau sekadar mengungkapkan keadaan yang sedang terjadi.

Sayangnya, kita tak selalu ada waktu bertemu seseorang yang bisa menjadi pendengar. Kita tak punya cukup kecakapan untuk bertutur secara verbal, juga terlalu lebai jika harus merekamnya dalam bentuk video dan mengunggahnya ke YouTube.

Cara paling tepat ya menulis esai. Esai lebih ringan ditulis, lebih bersifat pribadi, namun tetap sistematis. Lewat esai kita bisa bercerita, namun sekaligus mengontrolnya. Beda dengan berbicara, yang kadang keceplosan.

Lewat esai kita bisa menyusun kata, memilahnya, mengelaborasi, dan menentukan mana yang mewakili. Lewat esai, suatu pengungkapan menjadi sangat bermakna.

Menulis esai itu lebih mudah, sebab tidak begitu terikat konsep. Dibanding menulis berita, yang harus menjangkau 5W+1H, atau menulis Cerpen yang wajib memenuhi unsur instrinsiknya. Juga barangkali menulis puisi, yang dituntut ringkas nan bermajas.

Esai adalah karangan yang semestinya bisa dibuat oleh semua orang, yang sudah bisa menulis. Apapun bentuk tulisan yang mereka kuasahi.

Semua orang butuh bercerita, butuh mengungkapkan pendapatnya, dan menuliskannya dalam bentuk esai menjadi pilihan yang mudah, dan elegan.

Berceritalah, ungkapkanlah, dan mulailah meracik esai. Rasakan betapa ruang personal kita menjadi suatu yang berharga dan teramat bermakna untuk dilewatkan begitu saja.

Bayangkan ketika cerita, pendapat, atau uneg-uneg yang kita tuliskan masuk ke alam pikiran pembaca, mempengaruhi cara berpikir mereka, menyentuh titik rasa dalam batinnya, dan menjadi bahan pertimbangan atas hidup yang sedang dijalaninya. []

Kedai Muara

Ahmad Fahrizal Aziz