Oleh M. Candra Setyawan
Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur telah menggelar kegiatan Youth Leadership Camp, bersama organisasi mahasiswa "Cipayung plus" pada 20-22 September 2019 di Duyung Trawas Mojokerto, Ratusan aktivis mahasiswa dari berbagai penjuru Jawa Timur hadir dan mengikuti kegiatan tersebut.
Perwakilan Organisasi Kepemudaan (OKP) yang hadir dari cipayung plus tersebut terdiri dari HMI, PMII, GMNI, IMM, KAMMI, GMKI, PMKRI, dan KMHDI. Masing-masing OKP mengintruksikan kepada kader di tingkat cabang untuk menghadiri acara tersebut.
Acara berjalan relatif lancar walaupun dua tokoh utama tidak bisa hadir mengisi acara, yaitu gubernur Jawa Timur beserta wakilnya. Namun bupati Pamekasan, H. Badrut Tamam, hadir dalam acara tersebut dan menyampaikan beberapa hal, yang intinya mengajak segenap mahasiswa bersinergi dan mengurangi aksi demo, ia berdalih karena ini sudah jamannya 4.0 yang mana orang lebih banyak mengakses sosial media.
Dalam sesi tanya jawab, Mahasiswa tidak sungkan mengkritik maupun berbicara terang-terangan kepada beliau yang dari awal mengatakan juga lahir dari pergerakan mahasiswa yaitu PMII. Ada mahasiswa yang berbicara bahwa dengan adanya acara semacam ini merupakan upaya pemerintah untuk mematikan idealisme aktivis mahasiswa.
Mereka secara tidak langsung merangkul mahasiswa dalam kegiatan tersebut, dengan wadah silatuhrahmi antar Organisasi Kepemudaan (OKP), serta mempererat tali silahturahmi dengan kapolda jatim.
Bahkan ada peserta yang terang-terangan mempertanyakan upaya apa saja yang lakukan bupati tersebut di daerah kekuasaannya?
Beliau juga berkata bahwa mahasiswa tak akan bisa jalan tanpa pemerintah karena yang membiayainya pemerintah. Namun hal itu langsung dibantah peserta yang hadir dan mengingatkan bahwa uang dari pemerintah tersebut merupakan uang rakyat. Pemerintah merasa memilik uang anggaran tersebut, seakan lupa siapa tuan bagi negara demokrasi yaitu rakyat.
Sayangnya, banyak mahasiswa yang hadir tidak sesuai jadwal, dikarenakan pemberangkatan dari masing-masing Polres daerah yang molor dan bermacam kendala lainnya.
Ditargetkan 500 peserta hadir dalam kegiatan tersebut, namun menurut informasi yang beredar, tiap OKP mendelegasikan 40 kadernya, meski ada yang melebihi kuota undangan dengan mendatangkan hingga 70 kader.
Karena berbagai kendala yang ada, acara pembukaan yang sedianya dilakukan hari Jumat, baru dilaksanakan keesokan harinya. Sementara penutupan dilakukan hari Minggu pagi oleh senior Intel, mewakili Kapolda Jatim yang berhalangan hadir. []
No comments:
Post a Comment