Oleh : Imro' Atus Sa'adah
Tangan itu gemetar,
mengulurkan sebatang coklat silverqueen pada kami.
Kami berempat yang baru saja berjibaku pada tulisan tersenyum manis,
melirik coklat itu.
Dia tertawa, dan perlahan membuat patahan-patahan coklat.
Dibaginya kami sepatah, setiap orang,
sembari tersenyum renyah.
Tanpa kata,
kami mengulum coklat,
menerka -nerka, manis atau pahitkah ini.
Kulihat laki-laki pembawa sebatang coklat itu mulai mematahkan dua patahan yang tersisa,
karena seharusnya kami berenam,
tapi hari ini hanya berempat.
Bagaimana kabarnya?
Aku memecah kesunyian,
Kakaknya sakit!
Laki-laki itu tampak sedih.
Dan kami berempat terdiam,
Aku menatap langit-langit,
lalu ganti memandangi gong perdamaian di samping kami yang dipenuhi orang berselfie,
Semoga Tuhan memberimu ketabahan, teman.
Doaku lirih dalam hati
Blitar, 03 Oktober 2019
No comments:
Post a Comment