Oleh : Ahmad Radhitya Alam
dari tanah yang menjelma rumah istirah bagi tubuh kekanak pertiwi.
angin singgah pada petikan korek api: mana bulu yang tak ingin
ranggas, mana sayap yang tak hangus, atau jarum ekor
yang tak jadi bikin bengkak daging! teriakan penuh tuba
yang lahir dari nurani patriot negeri
yang mati dalam kandung tanah pertiwi
dirimu. jadilah bantal dalam benaman kepala.
jadilah petaka yang tajam, yang menyuruk di runcing duri-duri
mata dunia sekalian kita bersepakat
untuk tidak lagi saling mengumpat. merawat
manifesto bela negara dari media digital paling candu
dalam tubuh creative multiple post laman instagram update terbaru
kita terlampau suka membaca komentar-komentar
atas perang berita maya. membaca harga pasar dari
akun motivasi manajemen akutansi. sebab instagram lampau
jangkap untuk wawasan global yang kian banal: milenial.
di usia dewasa, kota penuh sesak oleh hampar mata pasak.
ledakan penduduk atas nama bonus demografi jadi viral di instagram tivi
kota tenggelam dalam lumpur campur pupur
sisa selebgram pengiklan trading dan komunikasi visual
di tanah istirah, mari kita membaca kembali peta dunia,
menyongsong usia dewasa penuh tuba di kepala.
sebab pertiwi butuh patriot bangsa sadar media.
dan kepada instagramlah kita melarungkan kepala di mata dunia.
Yogyakarta, 2019
No comments:
Post a Comment