Di Rumah Teman
Subek A.B.
Dikala hidup terasa sumpek, pikiran tak karuan, rasanya ada saja hal-hal mengganggu yang membuat tak nyaman, maka obat paling ampuh kebanyakan orang adalah sambat!. Sambat (dalam bahasa jawa) atau mengeluh adalah sebuah kegiatan mengutarakan uneg-uneg akan hal yang membuat kita terbebani, dengan sambat, entah mengapa rasanya menjadii lega.
Perasaan lega sebenarnya muncul lantaran seseorang yang sambat “sukses” menyalahkan hal apapun itu yang membuat kita terbebani, jengkel, bahkan terganggu, melalui penyataan lisan juga bisa tulisan. Dewasa ini, sadar atau tidak sambat sudah menjadi kebutuhan banyak orang. Entah apa karena memang dengan sambat seseorang bisa melegakan perasaan sumpek atau sambat memang sudah bakat alamiah semua manusia.
Penulis sendiri pun termasuk diantaranya. Terkadang lebih banyak sambat walau hanya terhadap hal-hal kecil. Barangkali sudah sering mengingatkan diri agar tidak sambat untuk hal-hal tak perlu, namun sesuatu yang berulang-ulang, otomatis akan tertanam dalam alam bawah sadar, yang pastinya terbentuk menjadi kebiasaan. Dimana perlu waktu dan tenaga ekstra untuk merubahnya. Juga kesadaran diri untuk melawan kebiasaan bawah sadar.
Namun, bukan berarti sambat adalah kegiatan yang seratus persen jelek. Terkadang manusia memang harus bersambat ria guna menjaga kestabilan mental. Karena memendam masalah, meski sepele, dalam waktu yang lama, bisa membuat seseorang mengalami tekanan psikologi yang tak bisa diremehakan.
Jadi sambatlah jika memang dengan sambat bisa membuat kita lega, juga tentunya bisa membuat kita lebih siap menghadapi permasalahan-permasalahan kehidupan yang kompleks. Tapi jangan sampai sambat, tumbuh menjadi candu, dimana ora sambat, ora semangat (Tidak sambat, tidak semangat), lantas merubah kita menjadi pribadi yang sedikit-sedikit sambat bahkan untuk hal yang sangat sepele.
Maka untuk para sambatwan dan sambatwati, dipersilakan sambat sesuai kebutuhan.
No comments:
Post a Comment