Pentingnya Perencanaan

Oleh-oleh Pelatihan MEAL (1)

Meski usianya di atas 50 tahun, Ibu Endah Narita nampak lincah dan sehat. Beliaulah trainer MEAL hari itu, MEAL adalah singkatan dari Mentoring Evaluating Accounting Learning.

Sementara saya, pada sesi selepas makan siang, mulai pusing dan meriang, sehingga harus kembali ke kamar sebelum acara hari pertama selesai digelar.

Duh. Padahal hari pertama adalah sesi brainstorming yang seru, juga sangat dibutuhkan. Materi yang sebenarnya saya jalankan selama ini, lewat organisasi atau komunitas, namun kali ini dibedah secara detail.

Asyik, sayangnya saya harus istirahat karena pusing dan meriang tak tertahankan.

###

Jadi, pentingnya perencanaan. Begitu sekilas materi yang sempat saya tangkap. Bahwa rencana perlu matang. Karena rencana itulah yang nanti akan dijalankan, dan apa yang sedang jalan itulah yang akan dimonitor dan dievaluasi.

Selama ini, barangkali kita hanya berpikir pokok dijalankan dulu, selanjutnya lihat nanti. Dalam MEAL, hal itu tak bisa dibenarkan.

Kecuali, jika yang berucap adalah seorang aktor ulung, yang berpengalaman, yang di otaknya secara otomatis sudah terangkai konsep ketika mengucap suatu ide.

Pada fase ini, saya belajar membedakan ide dan konsep. Semua orang bisa punya ide, atau dalam rapat-rapat organisasi, punya beragam usul, namun mereka belum tentu mampu membuat konsepnya.

Dalam membuat konsep, perlu suatu perencanaan matang, serta alur yang sistematik. Menjadi konseptor itu tidak gampang, harus seorang yang terlatih untuk berpikir, berasumsi, dan membaca alur kedepan.

Lebih detailnya, hal itu akan dibahas besok. Semoga besok saya bisa ikut, sebab materi MEAL ini sangat penting sekaligus menarik, dengan narasumber yang berpengalaman.

Lantas, sudahkah kita (terutama saya pribadi), menjadi seorang konseptor? Atau hanya sekadar pelempar ide dan usul yang tak tahu bagaimana harus menyusunnya menjadi sebuah konsep untuk dijalankan?

Bogor, 25 Januari 2020

Ahmad Fahrizal Aziz