Oleh : RIZKHA N. LATIFAH
Pada penghujung titimangsa aku melihat
Tentang lantunan munajat di sepertiga masa
Ku dengar sesaat tentang kemarau tak kunjung usai
Juga harga mata air tetangga sebelah
Sepasang senja mengerek gerobak khas asta renta
Seperti usia Dia lekang oleh waktu
Kepercayaannya nanar, rapalan doa terus berkabar
Ketika itu beriringan
Rasa resah penuh pasrah
Ia bertakjub dengan sujud
Di kekeringan kerontang tanah
Sapaannya hadir memandikan kelupas diri dia
Di dalamnya keluarga cacing berbahagia
Sepasang senja tersenyum syukur
Dilihatnya langit sedikit menggerutu
Kemudian linangan membasahinya
Rupanya sapanya untuk dia
Aku bersenandung lirih melihat peristiwa tawa ini
Langit mengode bumi supaya dia, tanah tak lagi mengelupas
Tanah langit saling mengerti
Seolah mereka tahu takdir pasti menjumpai
Blitar, 15 Jumadil Awal 1441
No comments:
Post a Comment