Oleh: Dimas Fanny
Mungkin sebagian orang tidak paham kenapa aku suka lagu-lagu dari Band Dream Theater ini. Ini logo dari band ini.
Personilnya sebenarnya sudah berganti-ganti cukup banyak, tapi yang ada perubahan signifikan pada pergantian drummernya. Era pertama, adalah era Mike Portnoy dan era kedua adalah era Mike Mangini. Meski berganti era, tapi ciri khas dari band ini masih kental dan lekat pada perubahan time signature yang signifikan. Berikut beberapa perubahan personil dari Band ini.
Era 1
Dari kiri ke kanan: John Petrucci (Gitaris), Jordan Rudess (Keyboardis), James Labrie (Vokalis), Mike Portnoy (Drummer), John Myung (Basis).
Era 2
Dari kiri ke kanan: Mike Mangini (Drummer), John Petrucci (Gitaris), James Labrie (Vokalis), Jordan Rudess (Keyboardis), John Myung (Basis).
Bagi kalian yang tahu sekilas dan kenal aku pasti menyangka Band ini adalah Band “cadas”. Iya, memang Band ini beraliran cadas alias metal. Lebih tepatnya progressive metal, jenis musik yang mengandalkan teknik dan keindahan alunan musik pada setiap pemainnya, serta harmonisasi nada-nada di setiap lagunya.
Inti dari genre musik ini lebih mengandalkan teknik bermain yang rumit dan perubahan nada dasar yang signifikan di setiap peralihan nada dan tanda waktu.
*
Sebelum melangkah lebih jauh, aku jelaskan apa itu tanda waktu atau time signature pada setiap lagu. Time signature atau tanda waktu menandakan berapa banyak beat dan selama apa beat tersebut dalam satu bar.
Contoh:
Time signature lagu komersial umumnya 4/4, yang berarti ada 4 beat dalam satu bar, masing-masing selama satu kali not 1/4. Time signature lain yang umum digunakan (terutama untuk lagu rock) adalah 6/8, yang berarti ada 6 beat dalam satu bar, masing-masing selama satu not 1/8. Time signature lain, meski tidak dipakai sesering kedua sebelumnya, digunakan untuk jazz swing, yaitu 3/4.
Ciri-ciri yang paling mencolok pada penggunaan tanda waktu yang tidak umum di setiap Band umumnya.
Contohnya, biasanya lagu-lagu pop 90% menggunakan nada dasar 3/4, 4/4 ataupun 7/8, 8/8. Jika Band sejenis progressive apapun entah metal atapun rock sebagian besar menggunakan tanda waktu unik. Contohnya 1/4, 1/8, 7/13, 11/9, 13/6, 19/16, dll. Inilah yang paling dikenal sebagai istilah odd time signature.
Lihat contoh penerapan odd time signature di link berikut :
*
Keanehan nada dasar inilah yang membuat lagunya semakin unik dan sukar untuk diikuti bahkan tidak membosankan meski ratusan atau bahkan ribuan kali didengarkan dan dimainkan berulang kali.
Dari tingkat kesulitan dan kerumitan yang tinggi ini, bahkan semua pemusik handal pasti akan merasa tertantang untuk membuat lagu dengan tanda waktu seperti itu. Apalagi dengan perubahan tanda waktu yang signifikan dan saling berhubungan di setiap lagunya.
Bahkan, untuk mempelajari tanda waktu seperti itu butuh waktu yang cukup lama untuk menguasainya.
Bagi yang penasaran bagaimana dalam penerapan odd time signature untuk alat musik drum silahkan cek link berikut:
Lihat pula video berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=T8AaalPfxYk
Dari video itu, ada beberapa lagu yang menggunakan time signature 13/9 pada lagu metropolis part 1. Dari cara bermainnya biasanya pemain drum langsung memukul snarenya atau simbal untuk menambahkan nada yang harmonis. Sedangkan, di video tersebut drummer malah menggunakan kick bassnya untuk menambahkan nada baru untuk harmonisasi lagu.
*
Dari keunikan dan perubahan time signature tersebut, membuat setiap lagunya menjadi lebih bervariasi dan tidak monoton. Sehingga, setiap lagu yang beraliran progressive ini terkenal dengan lagu mempunyai durasi yang sangat panjang.
Normalnya saja kurang lebih 4 menit setiap lagunya. Untuk rata-ratanya kurang lebih 6-7 menit. Bahkan, ada beberapa lagu hingga mencapai 30 menit dengan berbagai perubahan nada dasar dan time signature. Dengan durasi sepanjang itu adalah hal yang wajar bagi penikmat dan pemusik genre progressive ini.
Sebagai contoh, lagu yang sudah diketahui banyak perubahan time signature terbanyak dan terkompleks adalah The Dance of Eternity milik Dream Theater yang mempunyai durasi 6 menit 14 detik.
Perubahan time signature-nya sebanyak 108 kali. Bayangkan berapa detik lagu tersebut melakukan perubahan time signature-nya. Hingga 3.46 detik di setiap perubahan time signature-nya.
Lihat website berikut:
*
Seperti halnya musik klasik seperti karya Beethoven dan Mozart, mereka juga menggunakan odd time signature. Kebanyakan pula, lagu-lagu mereka terpecah menjadi beberapa bagian.
Sebagai contoh lagu milik Beethoven, Moonlight Sonata. Pada lagu tersebut, terbagi menjadi 3 part. Pada part pertama pada 1st mvt dengan durasi 6 menit 34 detik masih menggunakan time signature 2/2 dan 3/8 kalau aku tidak salah. (Maaf, aku kurang paham bagaimana cara membaca yang benar).
Pada part ini, lagunya masih santai dan tidak ada perubahan signifikan. Bahkan, banyak yang tidak mengenal lagu ini meremehkannya.
Lihat scores berikut:
Setelah itu, dilanjutkan ke part 2, yaitu 2nd mvt. Mulai menggunakan time signature 3/4 dengan durasi 2 menit 4 detik. Time signature ini masih normal dan mudah di kalangan pemusik klasik.
Lihat scores berikut:
Selanjutnya, di part terakhri yaitu 3rd mvt. Di sini adalah lagu yang paling sulit dan sangat menantang bagi semua kalangan pemusik.
Bahkan ada jokes seperti ini. “Bagi yang baru kenal lagunya. Ah mudah, lagu ini hingga part 2 selesai. Setelah part 3 mulai, bagi yang mendengarkan part sebelumnya, lagu apaan itu? Gila amat nadanya!”
Yap, jokes itu memang benar adanya. Di part terakhir ini, mulai emosi dari Beethoven yang membabi buta keluar semua dengan berbagai perubahan emosi naik turunnya selama 6 menit 48 detik. Bahkan, time signature-nya pun ikut berubah-ubah. Mulai dari 19/16, 11/16, dll (CMIIW).
Lihat scores berikut:
Nah, dari situlah asal muasal dari Band genre progressive. Salah satunya dari musik klasik dari Beethoven ini. Bahkan, ada yang menjulukinya sebagai Bapak Musik Metal dan Progressive.
Itulah penjelasan singkat apa itu odd time signature dan mengapa aku sangat suka dengan genre musik seperti ini.[]
No comments:
Post a Comment