Oleh : Heru Patria
Entah kenapa kau kaburkan pijar Bung Karno
Sosok penyambung lidah rakyat
Yang pernah mengguncang jagad
Hingga membuat Amerika berkeringat
Dalam sebuah pidato hebat
Indonesia menggugat
Di bawah bendera revolusi Beliau berjuang untuk kemerdekaan Pertiwi
Dibuang dan dibui berulangkali
Namun ketika kemerdekaan sudah tercapai
Atas nama penguasa negeri
Beliau dipenjara di negeri sendiri
Sungguh tak berperi
Entah kenapa kau kaburkan pijar Bung Karno
Sosok penggagas Pancasila
Dasar negara yang tergerus arus reformasi
Terpancung tombak-tombak ambisi
Sila ketuhanan kini telah kau sekutukan
Dengan kursi, pangkat, dan jabatan
Sila kemanusiaan kau jungkir balikkan
Demi kepentingan pribadi dan golongan
Sila persatuan kau cerai beraikan
Mengail di air keruh susupkan kepentingan
Azaz musyawarah kau jadikan topeng
Penutup demokrasi yang telah bopeng
Keadilan sosial kau jadikan tumbal
Pembungkus janji-janji gombal
Demokrasi tak ubahnya sepiring nasi
Serupa parodi berbagi kursi
Sungguh tak berperi
Entah kenapa kau kaburkan pijar Bung Karno
Dalam patung megah di penjuru kota
Pada sederet prasati tanpa makna
Apa yang kau perbuat hanyalah bentuk mengenang
Bukan tulus penghargaan yang sepadan
Sebab penghargaan sejati adalah ketika
Kita mampu mewarisi darah patriotnya
Bukan sekadar tabur bunga setelah upacara
Bukan pula membentuk barisan bendera
Tapi jagalah Pertiwi yang beliau semai
Amalkan Pancasila yang penuh nilai
Agar bhinneka tunggal Ika tetap abadi
Mengenang Bung Karno putra sang fajar
Dinding hati akan bergetar
Terbakar
Terkapar
Blitar, 20 Juni 2020
No comments:
Post a Comment