Masih ingat pertama kali Mbak Gesangsari Mawarni datang ke rumah. Aku persilahkan duduk. Karena belum kenal, lalu kutanya heran siapa dan tujuannya apa? Beliau memperkenalkan diri dan menyampaikan maksudnya bahwa beliau pegiat penulisan dan mohon bantuannya untuk mendirikan lembaga FLP cabang Blitar.
Di pertemuan pertama, beliau langsung menyampaikan beberapa bulan lagi ada Musyawarah Nasional (Munas) FLP di Jakarta. Kalau bisa sekalian pendirian FLP Cabang Blitar dan berharap bisa mendatangkan penulis-penulis kenamaan Jawa timur dan Jakarta. Itu ingin diwujudkan tanpa uang sepeserpun di kas FLP blitar, karena belum berdiri. Duorrrr!!! Terbersit sejenak, ini berat!
Kenapa berat? Pertama, saya bukan penulis. Saya hanya motivator kelas bawah. Kedua, tenggat waktunya sangat mepet sekitar dua bulan padahal tidak ada uang kas sama sekali. Ketiga, anggota sangat sedikit bisa dikatakan hanya 4 orang. Tapi saya pikir ini niat baik. Saya mantapkan hati untuk membantu ini dengan niat Lillahita'ala , karena jika bersama Allah SWT tidak ada yang tidak mungkin.
Tantangan berlanjut. Rapat demi rapat dan upaya demi upaya kami lakukan. Mencari anggota, mencari dukungan dana, menghubungi pemateri kakap dengan bayaran teri, bahkan hanya ganti ongkos transportasi, mencari dukungan moril dari beberapa tokoh masyarakat, susun rencana acara, bentuk kepanitian, melengkapi syarat keorganisasian dlsb.
Bukan tanpa halangan, teringat ketika kami semua ditegur oleh pengurus masjid didekat Kebonrojo yang beranda depannya sering kami pakai untuk janjian dan meeting. Maklum FLP Blitar saat itu belum punya gedung, eh sekarang juga nggak punya yah. Hehehe.😁
Dilain pihak satu persatu dukungan mengalir, pertama tentang keanggotaan. Beberapa koneksi yang sangat berminat dengan dunia kepenulisan segera merapat. Ada Mbak Finda dosen UNISBA, Pak David Kepala Sekolah SDI di Garum, Pak Naba', Mas Henri, Mas Fahri dan beberapa adik-adik yang maaf saya lupa nama mereka. Semua bergabung dan langsung menjadi panitia.
Selanjutnya pembiayaan. banyak pemateri kakap bersedia mengisi tanpa dibayar atau hanya sekedar ganti ongkos. Untuk transportasi mendapat dukungan gratis kendaraan,bensin dan sopirnya selama dua hari dari teman-teman dakwah. Konsumsi deal dengan harga sangat murah tapi dengan menu mewah seperti ice cream, karena ada anggota yang memproduksi.
Puncaknya Lokasi gedung perhelatan disertai tempat penginapan di panti sosial mendapat harga sangat murah cuma 30% dari harga normal. Subhanallah pendaftaran membludak, peserta berdatangan tidak hanya dari Blitar, tapi juga dari seluruh Jawa Timur seperti dari Banyuwangi, Bojonegoro, Malang dan Surabaya.
Perhelatan berlangsung karena banyaknya peserta, sampai ruangan kurang. Beberapa peserta terpaksa menonton dari luar. Karena penuh ruangan jadi panas, membuat semua peserta banjir keringat. Tapi konten materi dari narasumber sekelas Mas Dadang, Mbak Sinta Yudisia dan Mas Irfan Hidayatullah dengan segudang ilmu sangat menggoda. Mbak Retha penyiar Mayangkara memandu acara begitu runtut dan apik, sehingga tak peduli panasnya ruangan semua peserta mengikuti dengan antusias sampai habis. Karena mereka pikir kapan lagi ketemu penulis2 hebat tingkat nasional.
Wartawan berdatangan, Jawa pos Radar Blitar mencetak perhelatan pendirian FLP Blitar dalam porsi besar. Meski tak bisa dipungkiri ada kekurangan disana sini. Intinya perhelatan pendirian FLP Blitar sukses besar. Semua karena kerjasama team dan dukungan berbagai pihak yang luar biasa.
Kemudian pembubaran panitia di panti sosial kami lakukan secara tidak resmi. Dan masalah sesungguhnya muncul. Keberlangsung kegiatan kepenulisan meski ada tapi sayang tidak seheboh perhelatan pendiriannya. Pertemuan sering dihadiri sedikit peserta. Dilain pihak permintaan dari berbagai sekolah lumayan banyak. Kekurangan kader dan manajemen yang buruk membuat FLP Blitar jadi sekarat. Perlahan tapi pasti ketika Mbak Gesangsari meninggalkan Blitar, FLP Blitar pun kukut! Saya sendiri sibuk dengan kegiatan saya dan sempat tinggal di Jakarta. Saya berpikir FLP Blitar sudah tamat.
Setelah sekitar enam tahun saya di Jakarta, tahun ini saya kembali ke Blitar. Saya segera diminta memberi motivasi UAN di MAN kota Blitar. Di MAN pak Nanang memberi kontak Mas Fahri yang katanya masih sering mengisi di MAN. Saya pikir Mas Fahri ini teman lama yang perlu di hubungi tanpa terpikir bahwa FLP Blitar masih eksis.
Segera aku WA Mas Fahri dan Mas Fahri minta untuk menelpon. Setelah basa basi, pembicaraan dari ujung sana sangat mengejutkan! Ternyata FLP Blitar masih eksis!
Subhanalloh. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan kesenangan saya mendengar berita ini. Mas Fahri langsung mengundang saya untuk bertemu teman-teman junior FLP Blitar. Di pertemuan ini saya semakin kaget dengan perkembangan FLP Blitar yang ada. Menurut saya sangat eksis. Alhamdulillah.
Terimaksih adik-adik, kalian sudah meneruskan apa yang kami semua rintis. Jika mereka semua tahu perkembangan FLP Blitar di tangan kalian, saya yakin mereka akan sangat senang dan bangga. Semoga jadi amal jariyah buat kita semua. Amien🠮
Di kesempatan ini, kita melihat kelebihan pendiri FLP Blitar dan kekurangannya. Alhamdulillah kalian sebagai pemegang tongkat estafet menjalani amanah dengan sangat baik. Ambil yang baik dari kami dan antisipasi kekurangan. Saya mewakili semua teman-teman pendiri FLP Blitar mengucapkan terimakasih tak terhingga. Saya yakin jika mereka tahu perkembangan FLP Blitar, mereka pasti akan ikut senang dan bangga seperti saya.
Teruslah berjuang adik-adik karena Allah SWT menjanjikan pahala bagi penebar cahaya ilmu. Allohuakbar.
Blitar, 21 Agustus 2020
Bang Yop
No comments:
Post a Comment