Jangan ditanya wisata luar negeri mana yang belum kamu kunjungi? tetapi wisata lokal mana yang wajib dikunjungi? Mengapa demikian?
Di era industri ini, tempat wisata benar-benar menjamur. Berbagai model wisata buatan, mewarnai perkembangan pariwisata. Mulai dari wisata budaya, wisata kuliner ataupun wisata kampung yang namanya diambil dari nama tumbuhan atau hewan, mulai dari Kampung Anggrek, Kampung Cokelat, Kampung Nila, hingga Kampung Durian. Fenomena ini begitu mewabah, hingga hampir tiap desa menciptakan wisata baru yang sayangnya wisata-wisata tersebut tidak bertahan lama.
Munculnya wisata baru diharapkan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar. Namun jika wisata ini tidak diimbangi dengan manajemen yang baik khususnya manajemen keuangan yang sehat, maka timbulah masalah baru. Tempat wisata yang awalnya ramai menjadi sepi sehingga pihak wisata banyak mem-PHK pekerja dan perekonomian kembali lesu.
Fenomena ini membuat pihak manajemen sebuah pariwisata atau kelompok sadar wisata (Pokdarwis) untuk selalu inovatif, kreatif dan membuka diri dalam pengembangan dan kemajuan.
Salah satu tempat wisata yang bertahan ditengah menjamurnya daerah wisata baru adalah istana gebang. Sudahkah kamu pergi kesana? Jangan bilang sebagai warga Blitar lho, jika belum pernah kesana. Mengapa demikian?
Istana Gebang merupakan warisan leluhur yang menjadi saksi masa muda Presiden pertama, Ir Soekarno dan keluarganya. Istana Gebang menjadi kebanggaan warga Blitar yang tidak dimiliki wilayah lain. Salah satunya karena Ir. Soekarno presiden pertama Republik Indonesia pernah tinggal di sana.
Tentu kita semua sudah tahu, kecerdasan Ir. Soekarno dalam pentas politik baik nasional maupun internasional telah menginspirasi para pejuang kemerdekaan Indonesia maupun negeri-negeri terjajah di belahan dunia lainnya untuk bangkit melawan penjajahan.
Tulisannya pada tahun 1996 dengan judul “Nasionalisme, Islam, dan Marxisme” yang diterbitkan di Majalah Indonesia Muda, telah menjadi sumber inspirasi banyak orang. Pemikiran-pemikiran dan Ide-ide cemerlangnya mewarnai perjalanan panjang bangsa ini dalam merebut kemerdekan dari penjajah.
Dasar-dasar pemikiran politik Soekarno memberikan jalan pada aliran-aliran atau faham-faham yang ada di masyarakat. Puncak pemikiran Soekarno dalam menyatukan berbagai aliran atau faham di masyarakat menjelang Indonesia Merdeka adalah lima rumusan yang menjadi dasar Negara yang akhirnya kita sebut Pancasila.
Keberhasilan dari perjuangan Soekarno tentu tidak serta merta berasal dari jerih payahnya sendiri. Ada banyak komponen pendukung yang akhirnya bisa mengantar beliau menuju tokoh bangsa atau the founding fathers dan terpilih menjadi presiden pertama Republik Indonesia. Salah satu komponen pendukung dari keberhasilan Soekarno adalah keluarga.
Keluarga soekarno tinggal di Jalan Sultan Agung 56 Blitar, Jawa Timur yang kemudian rumah itu kita kenal Istana Gebang. Istana masa kecil Soekarno yang turut mengantarkan keberhasilannya. Istana Gebang dibangun sebelum tahun 1900. Rumah ini memiliki arsitektur unik di mana terdapat bangunan induk (dalem) dengan lima kamar. Empat kamar di sebelah barat dan satu kamar di sebelah timur. Rumah induk ini dilengkapai dengan dua ruang besar untuk ruang tamu dan ruang keluarga serta dilengkapi kamar abdi dalem, kamar mandi dan garasi mobil.
Istana gebang menjadi saksi kehidupan Soekarno masa kecil dan kunjungan Soekarno sebelum dan sesudah menjabat sebagai presiden. Dan disanalah masa kecil Soekarno ditempa bersama orangtua tercinta yaitu Raden Soekemi Sosrodihardjo dengan Ida Ayu Nyoman Rai.
“Bung Karno tinggal agak lama di Gebang kemungkinan pada umur 6-15 tahun. Sebelum beliau kuliah di Mojokerto,” tutur salah satu pemandu Ndalem Gebang.
Istana Gebang semakin ramai dikunjungi setelah Pemerintah Kota Blitar dan Jawa Timur membeli dan mengambil alih kepemilikan Istana Gebang dari ahli waris Soekarmini Wardoyo. Istana Gebang menjadi destinasi pilihan bagi masyarakat lokal maupun mancanegara.
Ada banyak hal yang menjadi daya tarik wisata edukasi yang sarat akan sejarah ini. Selain untuk mengenang dan merenungkan perjuangan Soekarno, di Istana gebang juga terdapat berbagai macam peninggalan Soekarno seperti perabotan rumah, tempat tidur, mesin ketik, radio, telepon, lukisan dan foto mulai dari masa kecil beliau hingga masa tua bersama keluarga dan tokoh penting. Yang menarik foto-foto yang dipajang, baik di dalam istana maupun di sepanjang koridor disertai dengan narasi pendukung yang menceritakan kejadian tersebut dengan detail, sehingga menambah wawasan dan pengetahuan bagi pengunjung.
Ada banyak tempat menarik yang biasanya digunakan foto oleh pengunjung. Selain halaman istana, di dalam istana terdapat banyak koleksi foto, perangko dan benda-benda bersejarah. Sedangkan di belakang istana terdapat sumur tua yang tetap memancarkan mata air yang jernih dan dipercaya memiliki kasiat yang luar biasa khususnya bagi kesehatan. Selain itu di sebelah barat laut dari istana, tepatnya di garasi mobil, terdapat sedan Mercedes Benz tipe 190. Kendaraan produksi pabrikan asal Jerman itu sempat dinaiki Soekarno saat berkunjung ke Malang pada 1961.
Pada bulan Bung Karno dan hari besar lainnya, Istana Gebang selalu padat pengunjung. Pada tanggal tersebut rutin digelar kegiatan budaya seperti Semaan Macapat Banjaran yang dihadiri sastrawan lokal maupun nasional. Selain itu di gedung kesenian yang terletak di sebelah barat istana itu juga diadakan pagelaran wayang kulit, penampilan Panembromo, Langen Tayub serta Festival Tari Indonesia, juga diisi dengan Pameran Seni Rupa.
Bagi kamu yang suka berbelanja oleh-oleh atau souvenir, di istana gebang tepatnya di barat gedung kesenian juga terdapat pasar atau kios-kios yang menjual berbagai produk lokal, lukisan, manik-manik, makanan dan barang-barang antik lainya. Untuk kendaraan jangan khawatir, di belakang pasar terdapar parkir kendaraan yang sangat luas.
Menilik dari berbagai fasilitas dan berlatarbelakang sejarah serta budaya menjadikan Istana Gebang pilihan yang wajib dikunjungi di Blitar. Jadi jangan lewatkan lagi.
Blitar, 12 Juni 2020
No comments:
Post a Comment