Open Recruitment (OR) FLP Blitar "edisi corona" selesai digelar, di Kampung 1001, di bawah pohon Jambu. Saya ingat, sejak masih memegang FB dan Instagram, betapa banyaknya yang bertanya, kapan FLP mengadakan OR?
Tentu itu tidak mudah dijawab. OR biasanya agenda yang membutuhkan persiapan khusus, maka OR dengan konsep menginap semalam, baru kali ini digelar. Seingat saya, sejak lahir pada 2008, belum pernah ada OR yang sampai menginap.
Itu karena, pengurus FLP Blitar itu beragam, sebagian besar sudah punya cukup kesibukan. Sebagian yang punya waktu agak longgar, biasanya mahasiswa atau pelajar. Maka bisa mengadakan OR adalah suatu yang patut disyukuri.
Artinya, menerapkan mekanisme keorganisasian yang ketat di FLP itu tidak mudah. Orangnya dari beragam latar usia dan pekerjaan. Apalagi, selama ini orang masih mengidentikkan FLP sebagai komunitas hobi, yaitu hobi menulis.
Memang tak sedikit yang menjadikan menulis sebagai hobi. Oleh karena hobi, maka tidak ingin yang rumit dan teknis, apalagi terkait program keorganisasian.
Padahal, selain kepenulisan, aspek keorganisasian juga bagian yang ditekankan dalam FLP, sebab kita organisasi perkaderan penulis. Perkaderan tidak akan terjadi ketika sistem organisasi tidak berjalan dengan baik.
Namun uniknya, mereka yang cukup aktif mengelola organisasi, disatu sisi juga yang aktif menulis atau membuat karya di bidangnya. Sementara yang kurang aktif menulis juga kurang aktif dalam organisasi.
Sebenarnya, iklim di FLP Blitar saat ini patut disyukuri. Setelah gabung, anggota langsung ada bayangan mau menekuni bidang yang mana. Tahu apa yang akan dikerjakan dan bagaimana nantinya akan berproses.
Ada cukup banyak role model, jaringan, dan kesempatan belajar. Ada mentor, ada media, ada wadah kelas-kelas. Bisa memilih.
Dulu tidak demikian, masih ingat ada seorang yang bergabung, tiap datang membawa karya nonfiksi, namun minim apresiasi karena mayoritas lebih menggeluti cerita pendek (cerpen). Bahkan kala itu, puisi juga kurang diminati. Berbeda dengan sekarang ketika puisi justru yang paling banyak diminati.
Setelah bergabung lalu apa?
Apakah semua yang bergabung kemudian akan menulis? Ternyata tidak. Banyak juga yang tidak aktif. Apalagi ketika sistem keanggotaan belum diperketat, banyak yang keluar masuk.
Namun tak sedikit yang terus bertumbuh, mengikuti prosesnya sampai berhasil menelurkan banyak karya. Di FLP Blitar toh tidak hanya menulis, ada banyak ruang pembelajaran lainnya, menjalankan kepanitiaan, membaca puisi di atas panggung, menjadi MC, Moderator hingga menyusun program kepenulisan.
Hanya saja, memang perlu meluangkan waktu. Sebab berkomunitas itu sebenarnya adalah memanfaatkan waktu luang. Waktu utama kita, digunakan untuk bekerja dan belajar, jika masih sekolah.
Waktu luang yang tak banyak itu, biasanya juga sudah terbagi dengan kegiatan lain. Terlebih jika banyak organisasi diikuti. Karenanya, perlu memiliki semacam target.
Agar target bisa terwujud, perlu ada konsistensi. Nah, konsistensi ini biasanya perlu perjuangan dan kadang pengorbanan. Ada prioritas tersendiri.
Sebab komunitas hanyalah wadah, tak akan memberikan keajaiban begitu saja, tanpa kita sendiri yang mengupayakannya. []
Blitar, 16 September 2020
Ahmad Fahrizal Aziz
No comments:
Post a Comment