Keberkahan itu berlanjut sampai detik ini..
Disela sibuk dan pusingnya menjadi mahasiswa semester akhir di salah satu kampus Kota Blitar, hari-hariku cukup padat dengan jadwal yang kubuat sendiri untuk menyelesaikan target tugas akhir kuliah.Seperti biasa aku mengerjakan tugas di siang hari, jam-jam yang sangat tepat untuk tidur siang, tetapi aku masih bergelut memahami teori para ahli Kotler Keller dan saudara-saudaranya wkwk. Kala itu kudapati notifikasi pesan Whatsapp dari layar ponselku, sebuah nomor asing yang berisi memperkenalkan diri serta mengirimkan sebuah undangan.
“Selamat siang saya N*a dari Dinperpusip Kota Blitar, mau mengundang seandainya bisa mengikuti acara di atas”.
Aku cukup bingung dari mana beliau mendapatkan nomor ponselku, beliau mengundangku untuk menghadiri acara Bedah Buku Grebeg Pancasila. Namun sebelum ada pesan ini, teman-temanku telah mengajak untuk datang ke Blitar Djadoel, dimana tempat bedah Buku Grebeg Pancasila nanti akan berlangsung, awalnya aku sedikit ragu apakah bisa menghadiri acara tersebut, karena aku menyadari banyak tugas kuliah yang harus segera diselesaikan dalam waktu dekat.
Berselang menerima pesan dari beliau, udangan yang sama ditujukan kepada teman-teman di grup Komunitas Menulis Blitar, mereka diundang dengan perwakilan maksimal 5 orang. Mengetahui bahwa aku menerima pesan dengan isi yang sedikit berbeda aku pun tidak ikut mengisi list tersebut karena menyadari akan kesibukanku.
Setelah beberapa hari beliau kembali mengirim pesan dan memberitahukan bahwa, acara bedah buku yang awalnya dijadwalkan pada hari Senin 20 Juni 2022 diubah menjadi tanggal 19 Juni 2022 jam 7 malam, kala itu aku menanyakan kepada beliau "sebenarnya saya diundang sebagai perwakilan dari mana nggih?" tanyaku, beliau mengatakan bahwa aku diundang sebagai perwakilan peserta lomba menulis buku tentang Kota Blitar dan mengajak pula anggota tim yang lain.
Aku pun mengirim pesan Whatsapp kepada teman satu tim ku dan memantapkan diri ingin ikut ke Blitar Djadoel, barangkali dengan hadir di acara tersebut ada informasi terkait lomba yang bisa kami dapat.
Dengan segera aku mempersiapkan diri untuk menghadiri undangan tersebut, mencari baju jadulku yang sudah lama tidak terpakai, membuatku kehabisan banyak waktu, aku meminta pendapat adik dan ibuku, baju terbaik mana yang bisa dipakai di acara itu. Aku memang sangat tidak pandai dalam memilih pakaian, terkadang adik lelakiku yang memilihkannya.
Aku pun memakai baju pilihan adik dan segera saja berangkat ke Blitar Djadoel,
jalan sangat ramai dan macet di sekitar Alon-Alon Kota Blitar, setelah mendapatkan tempat parkir, aku menunggu kedatangan temanku, sembari menunggu datanglah temanku yang lain, hingga semua sudah berkumpul barulah kami langsung menuju lokasi bedah buku.
Kami pun bergegas menuju lokasi bedah buku, ternyata acara belum dimulai bahkan ketika kami sudah mendapatkan tempat duduk pun acara masih belum dimulai, mungkin sekitar 30 menit kami menunggu. Selama acara berlangsung kami mendengarkan rangkuman isi buku Grebeg Pancasila: Jejak Pemberani Blitar dari Masa ke Masa, yang disampaikan oleh Ki Purwanto seorang seniman dan budayawan yang telah lama berkiprah di dunia kepenulisan, beliau juga telah menulis banyak karya buku.
Karyanya dibedah oleh Bapak Much.Taufik Widyaiswara Ahli Utama BPSDM Provinsi Jawa Timur dan Bapak Djarot Saiful Hidayat Mantan Wali Kota Blitar. Selama Ki Purwanto menjelaskan dan Bapak Much.Taufik Bapak Djarot Saiful Hidayat membedah buku, aku dan temanku sedikit berdiskusi, memang benar segala perintis negeri ini bermulai dari Kota Blitar, yang paling aku ingat adalah pemberontakan PETA Blitar yang dipimpin oleh Soeprijadi, beliau adalah pelopor pemberontakan pada masa penjajahan Jepang hingga beberapa daerah mengikuti jejak beliau, selain itu banyak para tokoh besar yang berasal dan belajar di Kota Blitar.
Melihat karya yang ditulis Ki Purwanto mengingatkan kami akan kejadian beberapa minggu yang lalu, mengikuti lomba menulis tentang Kota Blitar, mengingatkan kami dengan usaha-usaha menyelesaikan tulisan yang kami rencanakan.
Mendapatkan hasil wawancara hingga akhirnya dibentuk sebuah susunan kalimat, kemudian kejadian-kejadian mistis yang kami alami, bagaimana dengan penulisan buku Grebeg Pancasila ini, yang sangat luas pembahasannya apakah mengalami hal yang serupa?.
Dari pengalaman yang kami alami dan adanya karya Grebeg Pancasila membuatku semakin menghargai para penulis, sebagaimana seorang penulis mengumpulkan sumber informasi hingga dibentuknya tulisan, tentu prosesnya juga tidak mudah.
Kemudian aku juga semakin menghargai setiap kejadian, bahwa yang kita lakukan saat ini bisa menjadi kenangan mungkin menjadi sejarah untuk kita sendiri, sayang jika semua itu hilang begitu saja, dengan menuliskannya membuat sejarah itu tetap ada.
Mengikuti lomba, menghadiri acara bedah buku Grebeg Pancasila menurutku merupakan berkahan berkelanjutan yang berawal dari keinginan sekumpulan orang yang ingin belajar menulis, sekumpulan orang yang ingin lebih mengenal tentang dunia kepenulisan, dan sebagai orang awam yang baru pertama kali menulis lokalitas sebuah daerah, dapat menghadiri langsung acara bedah buku Grebeg Pancasila, bertemu dengan penulis dan pembedah nya, serta berkumpul dengan orang-orang yang sama-sama menyukai buku, menulis, merupakan suatu keberkahan.
No comments:
Post a Comment