Aku sudah kerap kali berjanji pada diri sendiri untuk berhemat. Memfokuskan dana, giat menabung meski sedikit demi sedikit.
Guna mengantisipasi khilaf karena tidak tahan dengan godaan. Kuputuskan untuk merinci barang apa saja yang kiranya perlu kubeli lebih dulu ketika ada dana lebih.
Termasuk buku-buku. Wish list buku lalu aku urutkan dari yang menurutku paling "urgent" dibeli lebih dulu.
Untuk saat ini, aku lebih senang membeli buku via daring. Melalui marketplace.
Selain lebih murah, juga pastinya tidak perlu repot-repot keluar rumah.
Karena jika datang langsung ke toko buku, atau ke bazar. Jika buku yang dicari tidak ada. Meski sudah mengubah niat untuk hanya melihat-lihat, diriku pasti pulang ke rumah tetap dengan kresek putih berisi buku di dalamnya.
Tentunya buku yang kubeli sudah pasti di luar daftar wish list yang kubuat.
Karena ketika disuguhi beragam judul buku, aku akan mudah tergoda dengan judul buku yang menurutku menarik.
Ini tentu "merugikan" lantaran dana tabungan untuk wish list akan berkurang. Sementara aku menggunakannya untuk membeli buku lain yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Makanya sekuat tenaga aku enggan datang ke toko buku. Bukan karena apa, tapi karena alasan di atas.
Lain halnya ketika ada pameran buku, terlebih lagi jika pameran diadakan oleh penerbit ternama, itu yang membuatku sulit menahan diri untuk tidak berkunjung.
Bahkan sedari dalam pamflet, kulihat tumpukan buku-buku seolah berani memandang genit, menatap, membuang tatapan, menatap lagi dengan malu-malu kucing.
Kertas penanda potongan harga dan promo juga tersenyum menggoda. Saling lirik satu sama lain, lalu tertawa centil, memancing agar pengunjung selalu memerhatikan mereka.
Itu semua aku lihat dalam pamflet daring Gramedia Exhibition Blitar yang digelar di Blitar Town Square dari tanggal 25 Juni sampai 24 Juli 2022 mendatang.
*
Akhirnya aku pun tergoda untuk berkunjung.
Sebelum masuk kupastikan penampilanku tidak terlihat buruk.
Aku memang kurang pandai perihal urusan fashion. Jadi akan lebih bijak untuk tetap memerhatikan penampilan, meski hanya sederhana.
Kulihat lagi baik-baik lembaran kertas berharga di dalam dompet. Memastikan jumlah yang cukup di dalamnya.
Gramedia Ekhibition Blitar digelar di lantai satu Blitar Town Square, tepat di balik pintu masuk bagian depan.
Setelahnya aku berkeliling dari tumpukan buku satu ke tumpukan buku yang lain.
Melihat judul buku yang menurutku menarik, membaca blurb di cover belakang, sembari curi-curi pandang label harga.
Memastikan harga buku tercover promo. Juga memastikan buku yang kuminati berada tepat di bawah kertas penanda potongan harga.
Ada beragam jenis buku di Gramedia Exhibition Blitar ini. Mulai dari novel, baik terjemahan ataupun karya penulis nasional. Beragam judul komik, buku pelajaran sekolah, buku masakan, buku untuk belajar tes tertentu, serta masih banyak kategori lain yang ditampilkan.
Ada kategori buku tertentu yang tercover promo juga potongan harga mulai dari lima belas hingga lima puluh persen. Ada juga yang tetap dijual dengan harga edarannya.
Buku yang tidak tercover potongan harga umumnya adalah novel populer dan best seller, baik terjemahan maupun karya penulis nasional.
Sewaktu aku berkunjung kemarin, kebetulan saat itu pengunjung masih sepi. Aku berkunjung selepas Dhuhur, mungkin orang-orang masih malas untuk keluar.
Apalagi saat itu hari Sabtu. Barangkali pameran akan ramai oleh pengunjung yang datang sekaligus bermalam mingguan.
Setelah cukup puas berkeliling, melihat beragam judul yang menarik. Kubulatkan tekad untuk tetap berhemat. Lain kesempatan saja.
*
Suatu hal berkesan di pameran ini adalah selain banyaknya judul buku-buku populer yang diantaranya masuk daftar wish list-ku. kini aku juga mendapati kenalan baru. Seorang bapak-bapak. Pak Kei namanya.
Sungguh hal yang sangat tidak diduga.
Selesai berbincang sejenak, tak lama kemudian kami putuskan undur diri dari pameran. Lantas bergegas menuju tempat lain untuk suatu urusan.
Sebelum pergi untuk urusan lain, Pak Kei mengajakku mampir dulu sebentar ke sebuah toko kelontong kecil miliknya.
Toko Kelontong Namiya.
No comments:
Post a Comment